Apa jadinya kalau seandainya saya menjadi salah satu anggota DPD RI?
Jika seandainya saya menjadi salah anggota DPD RI maka saya harus mengingat kutipan di bawah ini.
"Tanpa rakyat saya bukanlah siapa-siapa, tanpa rakyat siapa yang saya wakili sebagai anggota DPD RI?"
Karena rakyat dan daerah yang saya wakili menjadi prioritas utama sebagai anggota DPD RI, maka sekarang saya akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan daerah saya tentunya.
Tetapi seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, di samping memperjuangkan kesejahteraan saya juga ingin membuka realita yang ada di balik "kesejahteraan" itu.
Sekarang mari saya tengok daerah asal saya yang saya wakili sebagai anggota DPD RI seandainya saya menjadi anggota DPD RI, sebuah Provinsi di Pulau Kalimantan yang konon kaya akan kandungan sumber daya alamnya, Provinsi Kalimantan Selatan. Prestasi daerah ini bisa di bilang cemerlang, di dorong oleh sektor pertambangan yang menjadi pendorong utama, juga di tambah sektor pertanian dan perkebunan yang ada.
Ya, pertumbuhan ekonomi kalsel terus naik. Pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan III 2011 diperkirakan mencapai 6,55 persen lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sekitar 6,15 persen.
Pada tahun 2010 saja Kalsel memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1.319.159.210.382,28 atau 57,05% lebih tinggi dibandingkan tahun 2009.
Tidak heran, pada tahun tersebut PAD Kalsel berada pada peringkat 11 yang bahkan artinya satu peringkat di atas pulau primadona wisata, Bali.
Bedanya kalau Bali menonjolkan keindahan alamnya untuk mendongkrang ekonominya maka Kalsel mengeruk alamnya untuk mendongkrang pundi-pundi ekonominya.
Ironis, bisa anda bayangkan kalau pemerintah dan pejabat seperti saya jika menjadi anggota DPD RI nantinya hanya akan mengatakan "Pertumbuhan ekonomi kita naik" tapi tidak mengabarkan "Alam kita rusak!!"
Apa jadinya daerah yang harusnya saya perjuangkan ini dalam 20 tahun kedepan? Lubang besar yang akan di genangi banjir?
Ironis? Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, saya lebih senang menyebutnya tragis ketika mengetahui royalti tambang dari Pemerintah Pusat untuk wilayah Kalsel cuma sekitar lima persen atau sebesar Rp 356,6 milyar dari hasil tambang batubara. Padahal, produksi batubara di Kalsel takpernah mengalami penurunan. Ini yang harus saya perjuangkan jika saya menjadi anggota DPD RI, pembagian dana perimbangan pusat dan daerah yang relatif kurang adil menurut saya atau sebagian besar rakyat Kalsel. Bahkan untuk rehabilitasi lahan yang rusak akibat pertambangan pun dana royalti tersebut di rasa jauh dari seimbang.
Gunung kami di keruk, hutan kami di tebang, tapi pembangunan kami tertinggal?
Ya, seandainya saya menjadi anggota DPD RI maka saya harus menyadarkan semua golongan, dari rakyat hingga pejabat. Apalah artinya ekonomi yang kuat kalau alam kami rusak. Ini tugas yang harus saya emban seandainya saya menjadi anggota DPD RI, memperjuangak daerah yang saya wakili.
Sudah jelas apa yang akan saya lakukan seandainya saya menjadi anggota DPD RI? Semoga tulisan ini bisa menginspirasi "seandainya saya menjadi anggota DPD RI"
Jika seandainya saya menjadi salah anggota DPD RI maka saya harus mengingat kutipan di bawah ini.
"Tanpa rakyat saya bukanlah siapa-siapa, tanpa rakyat siapa yang saya wakili sebagai anggota DPD RI?"
Karena rakyat dan daerah yang saya wakili menjadi prioritas utama sebagai anggota DPD RI, maka sekarang saya akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan daerah saya tentunya.
Tetapi seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, di samping memperjuangkan kesejahteraan saya juga ingin membuka realita yang ada di balik "kesejahteraan" itu.
Sekarang mari saya tengok daerah asal saya yang saya wakili sebagai anggota DPD RI seandainya saya menjadi anggota DPD RI, sebuah Provinsi di Pulau Kalimantan yang konon kaya akan kandungan sumber daya alamnya, Provinsi Kalimantan Selatan. Prestasi daerah ini bisa di bilang cemerlang, di dorong oleh sektor pertambangan yang menjadi pendorong utama, juga di tambah sektor pertanian dan perkebunan yang ada.
Ya, pertumbuhan ekonomi kalsel terus naik. Pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan III 2011 diperkirakan mencapai 6,55 persen lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sekitar 6,15 persen.
Pada tahun 2010 saja Kalsel memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1.319.159.210.382,28 atau 57,05% lebih tinggi dibandingkan tahun 2009.
Tidak heran, pada tahun tersebut PAD Kalsel berada pada peringkat 11 yang bahkan artinya satu peringkat di atas pulau primadona wisata, Bali.
Bedanya kalau Bali menonjolkan keindahan alamnya untuk mendongkrang ekonominya maka Kalsel mengeruk alamnya untuk mendongkrang pundi-pundi ekonominya.
Ironis, bisa anda bayangkan kalau pemerintah dan pejabat seperti saya jika menjadi anggota DPD RI nantinya hanya akan mengatakan "Pertumbuhan ekonomi kita naik" tapi tidak mengabarkan "Alam kita rusak!!"
Apa jadinya daerah yang harusnya saya perjuangkan ini dalam 20 tahun kedepan? Lubang besar yang akan di genangi banjir?
Ironis? Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, saya lebih senang menyebutnya tragis ketika mengetahui royalti tambang dari Pemerintah Pusat untuk wilayah Kalsel cuma sekitar lima persen atau sebesar Rp 356,6 milyar dari hasil tambang batubara. Padahal, produksi batubara di Kalsel takpernah mengalami penurunan. Ini yang harus saya perjuangkan jika saya menjadi anggota DPD RI, pembagian dana perimbangan pusat dan daerah yang relatif kurang adil menurut saya atau sebagian besar rakyat Kalsel. Bahkan untuk rehabilitasi lahan yang rusak akibat pertambangan pun dana royalti tersebut di rasa jauh dari seimbang.
Gunung kami di keruk, hutan kami di tebang, tapi pembangunan kami tertinggal?
Ya, seandainya saya menjadi anggota DPD RI maka saya harus menyadarkan semua golongan, dari rakyat hingga pejabat. Apalah artinya ekonomi yang kuat kalau alam kami rusak. Ini tugas yang harus saya emban seandainya saya menjadi anggota DPD RI, memperjuangak daerah yang saya wakili.
Sudah jelas apa yang akan saya lakukan seandainya saya menjadi anggota DPD RI? Semoga tulisan ini bisa menginspirasi "seandainya saya menjadi anggota DPD RI"